Jumat, 21 Januari 2011

Potensi Manusia

Potensi Manusia

Negative
1. Keluh kesah (Q.S Al Ma'arij : 19)
2. Zalim dan inkar (Q.S Ibrahim : 34)
3. Pembantah (Q.S Al Kaahfi : 54)
4. Melewati batas (Q.S Al Alaq : 6-7)
5. Selalu ingin berbuat buruk (Q.S Al Qiyamah : 5)
6. Tergesa (QS Al Isra :11)

Positive
1. Ikhlas (Q.S Al Bayinah :5)
2. Adil (Q.S Asy Syuro : 15)
3. Memenuhi janji (Q.S Al Maidah :1)
4. Mengarungi Angkasa Luar (Q.S Ar Rohman : 33)
5. Mengalahkan Malaikat (Q.S Al Baqarah : 31-33)
6. Mengalahkan jin (Q.S An Naml : 38-42)
7. Menciptakan benda atau keadaan yang luar biasa (Q.S Al Kahfi : 93-98) / (Q.S Al Anfal :65) Read More..

Istigfar di Balik Keistimewaan

Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang selalu luput dari kesalahan. Kesalahan yang bersifat wajar maupun tidak wajar, sengaja maupun tidak sengaja serta bersifat horizontal maupun vertical. Vertikal (ke atas) berarti kesalahan seorang hamba terhadap tuhannya dan Horizontal berarti kesalahan terhadap sesama manusia.

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda tentang kelemahan serta tobat ini. “Setiap anak Adam adalah bersalah dan sebaik-baiknya orang yang melakukaan kesalahan adalah mereka yang mau bertobat. (H.R Bukhari). Manusia memang di ciptakan dalam bentuk rupa yang memiliki akal, namun akal ini terkadang membuat manusia menjadi makhluk yang lemah. Namun di balik penciptaan akal ia diberi kemampuan oleh Alloh SWT untuk memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Tinggal kita yang menentukan dan selalu memohon untuk tetap di lindungi oleh godaan dan fitnah Syaitan. Sebagai manusia yang pertama, Nabi Adam juga sempat tergoda oleh rayuan iblis untuk mendekati buah khuldi yang dilarang Alloh SWT. Dan akhirnya Nabi Adam di keluarkan dari Surga, lalu akhirnya karena Adam AS tidak terlena dengan kesenangan sesaat, ia kembali pada fitranya, beliau bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat.

Salah satu jalan untuk memohon ampunan Alloh SWT adalah dengan beristigfar. Istigfar sendiri berasal dari kata istigfara, yastaghfiru., dan kata dasarnya adalah ghafara memohon perlindungan, pertolongan , atau pengampunan atas segala dosa yang di lakukan oleh seorang hamba dengan upaya untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut sehingga kembali kepada fitrah. Hal ini dapat dilakukan, baik dengan perkataan maupun perbuatan. Dengan memperbanyak muhasabah diri ataupun perenungan-perenungan akan dosa yang sering kita lakukan. Jalan di dunia bagai kan jalan di atas dua arah, jalan atas kebaikan atapun jalan atas kejahatan.

Nabi SAW mengajarkan kita untuk beristigfar. Bahkan, dalam banyak riwayat, Rasullulloh SAW beristigfar minimal 70 kali dalam sehari. Padahal, Nabi Muhammad adalah maksum (dijamin suci dari dosa). Hal ini bisa menyadarkan kita bahwa Nabi Muhammad yang maksum saja memohon ampun kepada Alloh SWT setiap harinya. Bagaimana dengan kita yang setiap harinya jelas selalu melakukan dosa, walau hanya bersembunyi di dalam rumah, kita bisa terpeleset ke dalamnya, di tambah saat ini siaran-siaran televisi yang sering kita lihat adalah siaran-siaran yang sungguh jauh dari kebaikan. Mehumbar aurat, membudayakan sifat-sifat negative, dan mendidik generasi dengan pendidikan kebarat-baratan. Peran aktif dalam perenungan-perenungan mungkin bisa membuat kita tersadar bahwa betapa mudahnya kita melakukan dosa. Apalagi di dunia luar saat ini, godaan melakukan dosa sangat mudah rasanya.

Perbanyak mengucapkan kata istigfar insyaalloh bisa membentengi kita dari dosa yang kita lakukan, walau hanya sekedar dosa-dosa kecil. Namun hakikatnya dosa kecil ini lah yang sering kita lakukan. Rosul pernah berkata bahaya dari membiarkan dosa-dosa kecil, bila kita sering menyepelekan dosa-dosa kecil, itu sama halnya membiarkan titik-titik hitam di atas selembar kertas putih. Yang lama kelamaan noda ini akan menjadi dominan dan mengilangkan sisi puith dari kertas itu, istigfar bagai penghapus noda,

Suatu kisah seorang ulama tabiin, Hasan Al Bashri, di datangi banyak orang untuk meminta nasihat. Di antara mereka, ada yang mengeluhkan sawah yang mengering. Kemudian, Hasan Al Bashri menyuruhnya beristigfar. Ada juga yang mengeluhkan kemiskinan, belum di karunia anak, dan persoalan lainnya. Namun, Hasan Al Bashri lagi-lagi menyuruh mereka beristigfar. Hal itu tentu membuat seorang Ar Robi bin Shabih bertanya kepada Hasan Al Bashri, “mengapa setiap kali engkau di Tanya tentang segala persoalan, engkau menyuruh mereka untuk beristigfar?” Hasan Al Bashri menjawab dengan tenang, “Sungguh, jawabanku itu bukan dariku. Sebenarnya, Alloh SWT telah berfirman, “Beristigfarlah (mohon ampun) kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu serta mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.

Read More..